Konservasi

Alam

Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat dua kawasan konservasi, yaitu: Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih dan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy.


TAMAN NASIONAL LAUT TELUK CENDERAWASIH

butterfly fishKawasan Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih semula merupakan Kawasan Cagar Alam Laut berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1990 tanggal 3 Februari 1990. Pada tahun 1993, kawasan konservasi ini dinyatakan sebagai Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 472/Kpts-II/1993 tanggal 2 September 1993.

Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih meliputi kawasan seluas 1.453.500 Ha. Dari luas tersebut, sekitar 80 persen masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini mengandung berbagai potensi sumberdaya alam.


 

 

 

 

CAGAR ALAM PEGUNUNGAN WONDIBOY

Cagar Alam Pegunungan Wondiboy ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 595/Kpts-II/1992 tanggal 6 Juni 1992. Cagar Alam seluas 73.022 Ha ini terletak di Semenanjung Wandamen, memanjang dari utara ke selatan dan termasuk dalam wilayah Distrik Wasior Utara, Wasior dan Wasior Selatan. Cagar Alam ini di sebelah utara berbatasan dengan Distrik Wasior Utara/P.Roon, sebelah selatan berbatasan dengan hutan lindung, dan sebelah barat berbatasan dengan hutan produksi terbatas.

cagar alamKawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Hutan kawasan cagar alam Pegunungan Wondiboy terdiri dari tiga lingkungan utama, yaitu dataran rendah, kaki perbukitan dan zona pegunungan dengan vegetasi menutup lapisan batuan metamorfis alpidik yang masih utuh. Jenis-jenis tumbuhan yang banyak dijumpai antara lain: Intsia bijuga dan Pometia pinnata.

Adapun jenis-jenis fauna yang dijumpai antara lain: tiga jenis kanguru pohon (a.l. Dendrolagus dorianus), walabi hutan, kuskus ekor kait, oposum, bandikut, kucing, kasuari gelambir dua (Casuarius casuarius), tiga jenis tikus serta sejumlah rodentia lainnya, enam jenis kelelawar dan sejumlah serangga (a.l. Delias tessei, Delias Thompsoni, Delias mariae mariae, Delias caroli wandammenensae).

Para peneliti dari WWF juga menemukan sedikitnya 169 jenis burung yang 55 diantaranya bersifat endemik. Diantara jenis-jenis burung tersebut terdapat 12 jenis burung dewata seperti Astrapia nigra dan parotissefilata, Amblyorais inornatus, Melipotes gymnops, Ralliozla leucosila, dan Paradisaeae minor. Selain itu juga ditemukan burung kakatua raja (Probosciger aterrimus), kakatua koki (Cacatua galerita), mambruk (Goura cristata), dan nuri kepala hitam (Lorius lory).